Peran Pimakslim dalam Menghadapi Perubahan Iklim Melalui Pengelolaan Sampah di Desa Cimenyan

Peran Pimakslim dalam Menghadapi Perubahan Iklim Melalui Pengelolaan Sampah di Desa Cimenyan

Smallest Font
Largest Font

BANDUNG - Desa Cimenyan merupakan satu dari sekian daerah pedesaan yang menawarkan pemandangan hijau dari hamparan lahan perkebunan. Tak hanya hamparan lahan perkebunan, Desa Cimenyan juga menawarkan pemandangan hiruk pikuk kota yang membentang luas. Hal ini yang menyebabkan Desa Cimenyan menjadi destinasi wisatawan untuk mencari udara segar atau mencuci mata dengan suguhan panorama Kota Bandung dan sekitarnya.

Namun, polemik muncul di tengah-tengah masyarakat Desa Cimenyan, yaitu pemilahan dan pembuangan sampah. Masyarakat sekitar memiliki kebiasaan membuang dan membakar sampah di lahan kebunnya. Posisi desa yang terletak di dataran tinggi menyebabkan akses jalan yang menanjak dan menikung tajam, sehingga sulitnya pengangkutan sampah dari beberapa RW di Desa Cimenyan. Selain faktor akses jalan, kesadaran masyarakat yang masih rendah menyumbang faktor penyebab sampah yang belum dikelola dengan benar.

Salah satu upaya penanggulangan isu ini adalah hadirnya TPS3R Desa Cimenyan sejak tanggal 5 Juni 2024. Hadirnya TPS3R Desa Cimenyan memberikan kesempatan kepada masyarakat Desa Cimenyan untuk dapat berbenah dalam pengelolaan sampah. Proses berbenah ini didorong dengan program kepada masyarakat yang dibentuk oleh Tim Program Penguatan Kapasitas (PPK) Ormawa UKM LEPPIM UPI 2024, yang juga bernama Tim Leppim Aksi Peduli Iklim (Pimakslim), dengan nama program Masyarakat Peduli Sampah. Program ini memiliki dua fokus pemberdayaan, yaitu pemberdayaan masyarakat Desa Cimenyan dalam pemilahan dan pembuangan sampah, serta merevitalisasi TPS3R yang belum berjalan kegiatan operasionalnya.

Upaya revitalisasi TPS yang dilakukan mencakup penyuluhan dan pendampingan kepada pengurus TPS3R Desa Cimenyan dalam mengelola sampah dan memproduksinya menjadi barang setengah jadi yang memiliki nilai ekonomis. Revitalisasi tidak hanya terbatas pada pemberdayaan manusia saja, tetapi juga ada pemutakhiran fasilitas yang dibutuhkan dalam operasional TPS3R seperti insinerator, mesin gibrik, mesin pencacah, dll. Dalam proses revitalisasi, studi banding dilakukan ke TPS Baleendah sebagai upaya dalam mengembangkan program pengelolaan sampah di TPS3R Desa Cimenyan.

Pengelolaan sampah di bumi memiliki pengaruh dalam perubahan iklim yang disertai perubahan suhu. Keberadaan sampah yang tidak dikelola dengan benar menyumbang peran emisi gas rumah kaca. Kumpulan sampah menghasilkan gas Metana (CH4) dan Karbondioksida (CO2) yang merupakan bagian dari kandungan gas rumah kaca. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan dalam Anomali Suhu Udara Tahun 2023, sepanjang periode pengamatan mulai tahun 1981 hingga 2023, suhu udara di Indonesia meningkat setiap tahunnya. Tahun 2023 menempati urutan kedua tahun terpanas setelah tahun 2016 yang menempati urutan pertama. Peningkatan suhu di Indonesia tentu tidak terjadi sebentar, ada proses yang berlangsung dalam kurun waktu yang lama.

Kekhawatiran absennya pengelolaan sampah yang berkontribusi pada perubahan iklim disampaikan oleh dosen pembimbing PPK Ormawa UKM LEPPIM UPI 2024, staf ahli di PT. Akar Tajuk Indonesia, serta pembina Yayasan Menara Bumi Cendekia, Apri Wiyono, M.T. “Tujuan program ini utamanya untuk mencegah perubahan iklim yang buruk. Barangkali sekarang belum terasa, tetapi dampak kedepannya akan sangat destruktif jika diabaikan,” tutur Pak Apri.

Kegiatan penyuluhan dan pendampingan seluruh elemen masyarakat di Desa Cimenyan dan upaya revitalisasi TPS3R dilaksanakan beriringan. Proses pengelolaan sampah dimulai dengan masyarakat yang terlebih dahulu melakukan pemilahan sampah berdasarkan jenisnya dan membuangnya sesuai SOP yang telah ditetapkan. Sampah-sampah yang telah dipilah kemudian dibawa ke TPS3R Desa Cimenyan untuk ditindaklanjuti sesuai jenis sampah. Alat-alat seperti insinerator digunakan untuk membakar sampah tanpa menimbulkan asap pemicu polusi udara dan mengurangi bau tak sedap dari sampah, sehingga masyarakat tidak perlu membakar sampahnya lagi di lahan perkebunan.

Selain bergerak di operasional, pengelolaan TPS3R Desa Cimenyan juga mencakup administrasi. Tim PPK Ormawa UKM LEPPIM UPI 2024 merilis Memorandum of Understanding (MoU) antara KPP dan Karang Taruna mengenai kesepakatan operasional dan administrasi pengelolaan TPS3R. MoU ini dibuat untuk menyelaraskan pemahaman pihak terkait agar pengelolaan TPS3R dapat berlangsung optimal.

Pelaksanaan program edukasi kepada masyarakat Desa Cimenyan dilakukan dengan terorganisasi pada tiga sasaran yaitu RT 01 RW 15, RT 02 RW 14, dan RT 03 RW 14, Desa Cimenyan, Kabupaten Bandung. Pada hari Minggu (21/07/2024), 14 orang tim PPK Ormawa LEPPIM UPI dan volunter telah melaksanakan sosialisasi gerakan 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle). Sosialisasi ini dihadiri oleh 45 orang ibu rumah tangga yang akan dibagi 1 set tong sampah yang terdiri dari 4 jenis tong, yaitu organik, anorganik, anorganik sampah bernilai jual (loak), serta bahan sampah berbahaya (BP 3 dan residu). Pembagian tong sampah disesuaikan berdasarkan pada pembagian kelompok.

Kegiatan edukasi kemudian berlanjut enam hari setelah sosialisasi G-3R pada hari Sabtu (27/07/2024). Tim pelaksana kembali ke Desa Cimenyan untuk melakukan Sosialisasi Pemilahan Sampah kepada Masyarakat dengan pengadaan pre-test. Pre-test dilakukan sebagai bentuk tolak ukur keberhasilan sosialisasi sebelumnya. Sosialisasi diakhiri dengan ucapan terima kasih serta permohonan maaf oleh ibu RT 03, “Terima kasih telah mengadakan program ini, mohon maaf apabila masyarakat di sini masih belum memahami secara langsung, karena perlu bertahap dalam mengingatkan masyarakat,” ujarnya.

Pada minggu pertama Agustus (03/08/2024) kunjungan edukasi masyarakat kembali dilanjutkan. Kelompok sasaran sangat baik, antusias, dan partisipatif dalam menanggapi tim pelaksana mengenai pematerian sampah sebelumnya. Pematerian dilanjutkan mengacu pada buku saku yang telah dibuat dan masing-masing memiliki satu buku saku. Pada kunjungan ketiga ini, ibu-ibu sudah mulai menerapkan pemilahan sampah, seperti menggunakan kembali produk plastik yang masih layak pakai serta menggunakan kain sebagai pengganti tisu. Sosialisasi ditutup dengan post-test berupa pertanyaan mengenai materi yang sudah dijelaskan.

Kunjungan edukasi kembali diadakan oleh tim pada hari Sabtu (10/08/2024). Sesi tanya jawab dilakukan untuk mengulas kembali materi-materi sebelumnya, dilanjutkan dengan penjelasan fungsi setiap tong sampah. Sebagai informasi, tong sampah diberikan tanda warna seperti hijau : organik, kuning : anorganik, biru : loak dan merah : residu & B3. Dengan antusias, perwakilan warga dari berbagai RT maju untuk praktik pemilahan sampah yang benar. Setelah itu, warga kembali dipisahkan menjadi tiga kelompok sesuai RT nya masing-masing. Setiap kelompok diminta untuk membuat papan nama yang diisi dengan tutup botol bekas. Hasil papan nama yang dibuat kemudian akan dilombakan dan mendapatkan hadiah untuk papan nama terbaik. Warga tiap RT merespons dengan senang dan antusias dengan informasi tersebut.

Pelaksanaan program Masyarakat Peduli Sampah yang mencakup masyarakat dan TPS3R Desa Cimenyan ini mendorong pelaksanaan SDG poin 13 yaitu penanganan perubahan iklim. Program Masyarakat Peduli Sampah yang digagas oleh Tim PPK Ormawa UKM LEPPIM UPI 2024 ini diharapkan mendorong seluruh elemen masyarakat Desa Cimenyan untuk berkomitmen dalam mengurangi dampak perubahan iklim melalui berbagai kegiatan. Kegiatan yang dapat dilakukan seperti mengelola sampah dengan benar dan meningkatkan kesadaran diri dan sekitar mengenai perubahan iklim. Dari upaya yang dilakukan, masyarakat Desa Cimenyan dapat berkelanjutan dalam melaksanakan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) untuk mengambil tindakan mengatasi perubahan iklim serta dampaknya.

Penulis: Willy Nur Sabilla, Alzena Nabiilah Zufar.

Editors Team
Daisy Floren