Opini Teruntu Sultra: 60 tahun Sultra dalam ketidak pastian pendidikan dan ancaman ekologis serta Kemiskinan.
Sulawesi Tenggara merupakan suatu provinsi yang mekar dari Sulawesi Selatan Tenggara ( sulselra) hingga berdiri menjadi sebuah provinsi baru yang otonom dengan akronim bumi anoa.
Pada dirgahayu saat ini sejuta harapan hadir dari seorang aktivis yang sedang yang melanjutkan studi di ibu kota jakarta (kota metropolitan).
Tentunya Milad Sulawesi Tenggara saat ini menandakan bahwa Sultra sudah tidak mudah lagi jika di ukur dengan barometer umur manusia maka Sulawesi tenggara sudah cukup tua .
Namun dari umur provinsi Sulawesi Tenggara yang kian rentan dan tua tak begitu ada selembar harapan bagi para mahasiswa-mahasiswa untuk sedikit di perhatikan oleh pihak Pemda Sulawesi Tenggara padahal ada banyak mahasiswa yang tersebar di Jabodetabek (jakarta ,Bogor , Tangerang dan bekasi) asal bumi anoa Sulawesi Tenggara.
Mereka yang lagi berjuang menimba ilmu tentunya suatu saat akan kembali mengamalkan ilmu mereka ke Sulawesi Tenggara dengan niat kemajuan provinsi Sulawesi Tenggara.
Semenjak kepemimpinan Ali mazi sebagai gubernur tak ada perhatian untuk anak-anak mahasiswa yang lagi kuliah di jakarta ,bahkan sempat melakukan aksi demonstrasi untuk menuntut asrama mahasiswa agar bisa diperhatikan namun itu sia-sia karena nurani Pemda hanya untuk kepentingan mereka sendiri saja.
Dalam dirgahayu ke 60 ini merupakan sebuah momen untuk mengetuk hati PJ gubernur bapak Andap sebagai gubernur dengan pertanyaan apa perhatian anda terhadap pendidikan dan mahasiswa Sulawesi tenggara yang berada di jakarta ? Tentu itu sebuah pertanyaan yang ingin saya sampaikan jika bertemu dengan PJ gubernur saat ini.
Saya juga ingin bertanya kepada kadis pendidikan Sulawesi Tenggara saat ini yang katanya alumni HMI, dengan pertanyaan yang sama, apakah kanda peduli dengan mahasiswa jakarta asal Sultra ?, tentunya sebuah pertanyaan yang ingin dilontarkan oleh ratusan mahasiswa Sulawesi tenggara yang berada di jakarta saat ini, yang tak pernah mendapatkan fasilitas walau hanya sebatas printer terlalu besar printer , kertas saja tak pernah ada perhatian Pemda Sulawesi Tenggara .
Setua umur provinsi Sulawesi Tenggara ini harusnya sudah ada asrama mahasiswa Sulawesi Tenggara secara permanen di jakarta dengan melihat potensi sumber daya alam yang melimpah , namun tanah Sulawesi tenggara hanya dijadikan alat rampokan yang serakah hingga berujung pada proses korupsi demi memenuhi syahwat keserakahan .
Dalam hitungan penulis 214 izin usaha pertambangan nikel di Sulawesi tenggara yang terbagi dalam 17 kabupaten kota harusnya Pemda mampu memanfaatkan itu untuk membangun sarana asrama mahasiswa di jakarta yang permanen dan juga program beasiswa hingga jenjang doktoral.
Namun di sayangkan dengan seribu sayang ide itu tidak diperhatikan oleh Pemda Sulawesi Tenggara dalam hal ini gubernur dan kadis pendidikan Sulawesi Tenggara padahal jika itu terealisasi nama mereka akan selalu di kenang sepanjang masa dan zaman.
Jika kita hitung dugaan korupsi nikel berjamaah di blok mandiodo dengan dugaan korupsi sebanyak 5,7 triliun , jika sedikit di gelontorkan untuk asrama mungkin hemat penulis asrama mahasiswa Sultra Jakarta akan seperti istana yg begitu mewah.
Namun peluang itu tak mampu di pelopori oleh Pemda , karena Pemda tak tahu bahwa sumber daya alam yang lagi di keruk dan dirampok juga itu kami sebagai mahasiswa memiliki hak untuk sedikit dapat merasakan hasil sumber daya alam Sulawesi tenggara walau hanya sebatas asrama dan beasiswa .
Berselang penulisan opini ini muncul ide apakah bisa kejaksaan agung menggelontorkan pengembalian hasil korupsi di blok "mandiodo "untuk pembangunan asrama mahasiswa di jakarta karena mencerdaskan kehidupan bangsa adalah amanah konstitusi jadi itu tidak salah jika uang korupsi nikel di blok mandiodo di gelontorkan untuk pembangunan asrama mahasiswa di jakarta, sedikit gila bukan.
Itu baru berbicara blok mandiodo di konut ,kita belum berbicara tentang PT. VDNI dan PT. Oss yang katanya pabrik nikel raksasa di Asia Tenggara, namun keberadaan dua pabrik nikel itu tak begitu berarti di mata penulis karena tunggakan pajak saja menjadi sengketa apalagi mau peduli untuk mahasiswa , dengan tersenyum setelah penulis menulis kalimat ini, kacau Konawe bukan .
Satu hal yang pasti "tak ada peradaban tanpa pendidikan .
Salam hormat untuk PJ gubernur Sulawesi Tenggara yang terhormat bapak Andap Budhi Revianto .
Salam hormat untuk kadis pendidikan provinsi Sulawesi Tenggara kanda Yusmin.
Penulis
Alki sanagri (mahasiswa Jayabaya Jakarta sekaligus ketua bidang ESDM HMI Cabang Konawe Selatan )
Dirgahayu Sulawesi Tenggara ke 60 tahun,
Tetap jaya sultraku walaupun sumber daya alam mu juga di korupsi.
Jakarta 27 April 2024