Menyingkap Ego Sentris dalam Regenerasi Kepemimpinan
BANDUNG - Dalam lingkungan profesional, terutama di dunia kepemimpinan, seringkali terlihat perilaku ego sentris yang dapat menghambat proses regenerasi dan pertumbuhan generasi berikutnya. Fenomena ini menjadi semakin menonjol ketika para senior atau mereka yang telah memiliki pengalaman dan jam terbang yang cukup merasa tidak terpilih atau tidak diberikan perhatian yang seharusnya.
Penting untuk diakui bahwa pengalaman dan jam terbang seseorang tidak selalu menjadi tolak ukur yang mutlak dalam menentukan kecocokan seseorang untuk memimpin atau mengambil peran penting dalam suatu organisasi atau proyek. Hanya karena seseorang adalah senior atau memiliki banyak pengalaman, bukan berarti dia secara otomatis lebih baik atau lebih pantas daripada generasi yang lebih muda.
Jika seseorang tidak terpilih dalam sebuah kesempatan dan yang terpilih adalah teman atau orang lain, maka pertanyaan yang muncul seharusnya bukan "kenapa orang itu?" tetapi seharusnya "mengapa bukan diri saya?"
Alih-alih keputusan tersebut dibuat secara tidak adil, lebih baik mengutamakan pertanyaan-pertanyaan yang konstruktif dan reflektif yang akan membantu mengatasi ego sentris dan membuka jalan bagi regenerasi dan perkembangan berkelanjutan.
Perlu diingat bahwa di dalam setiap generasi, terdapat keunikan, keahlian serta perspektif yang berbeda-beda. Justru dari perbedaan tersebutlah kita bisa belajar dan berkembang, jangan sampai terjadi post power syndrom.
Post power syndrom dialami oleh segelintir orang yang berusaha mengulang kejayaan masa lalu, sehingga ego sentris muncul. Padahal tanpa disadari seseorang yang sudah berhasil dimasa jayanya, saat ini tugasnya bukanlah mempertahankan atau mengulang, yang hanya akan menghambat kemajuan dan inovasi, sebaliknya yang dilakukan ialah regenerasi anak muda.
Penting bagi para senior untuk memahami bahwa tugas mereka bukan hanya menjaga kejayaan masa lalu, tetapi juga memberikan dukungan dan ruang bagi generasi muda untuk berkembang dan menemukan jalannya sendiri.
Dalam konteks ini, regenerasi bukanlah sekadar kata-kata kosong, tetapi merupakan suatu kebutuhan yang mendesak dalam memastikan kelangsungan dan kemajuan sebuah organisasi atau komunitas. Generasi muda memiliki potensi besar untuk membawa perubahan positif, asalkan mereka diberi kesempatan dan dukungan yang cukup.
Jadi, marilah kita bersama-sama mengatasi ego sentris dan memperkuat semangat regenerasi. Mari kita buka pintu bagi kolaborasi lintas generasi yang membangun, sehingga kita dapat bersama-sama mencapai tujuan yang lebih besar dan lebih berarti.
Penulis: Apriya Maharani R, M.Pd. (Akademisi)