“Mazhab TikTok Sebagai Era Kebenaran”
Jarnas.id / Jakarta - Kebenaran itu sering kali dinilai relatif jika Kebenaran berhadapan dengan sesama teori Kebenaran berdasarkan riset dan ilmu pengetahuan. Kebenaran di era klasik, era pertengahan, era modern dan era post modern saat ini telah bergeser sangat jauh sekali. Kebenaran tidak ditentukan dengan banyaknya pengikut, kuantitas, massa dan juga segala perangkatnya. Akan tetapi Kebenaran di era post modern saat ini, Kebenaran itu ditentukan siapa yang telah merajai segala sumber daya baik uang, sosial media, kepentingan dan lainnya. Jika Kebenaran itu awalnya lahir dari dunia para ahli kaum cendekiawan, intelektual, ilmuwan dan profesor. Kini Kebenaran bisa dimenangkan oleh seleb sosmed, artis, politisi viral, dan para konten kreator dengan pengikut terbanyak.
Era Kebenaran beralih dari dunia akademik, riset dan pusat kajian kepada dunia sosial media baik WA, FB, IG, Twitter X, dan tiktok. Era Kebenaran pernah berjaya di era Facebook lalu bergeser di era Instagram, lalu bergeser lagi di X Twitter, bergeser ke WhatsApp, termasuk di Youtube dan sekarang era tiktok. Semua platform sosial media melahirkan para selebriti nya baik sebagai konten kreator, influencer dan juga artis maupun aktor sosmed. Di sisi lain, dapat memudahkan informasi dan segala ilmu pengetahuan melalui sosial media. Akan tetapi juga dapat mengaburkan dan menenggelamkan dunia intelektual di sosial media karena dikalahkan dunia hiburan yang cenderung tidak ada kaitannya dengan Kebenaran ilmiah.
Mazhab tiktok sebagai era Kebenaran kini telah merajai dan menjadi sumber rujukan utama baik generasi alpha, gen z, gen milenial, X, Y, termasuk baby boomers. Aplikasi tiktok saat ini dapat melampaui platform sebelumnya bahkan jauh lebih unggul merajai sehingga mengalahkan platform Facebook, Twitter dan Instagram termasuk youtube. Kini Mazhab tiktok telah merajalela sebagai era Kebenaran di bidang politik, pendidikan, agama, ekonomi, kesehatan, budaya, seni, olahraga, dan lainnya. Mazhab tiktok juga merupakan sosmed paling cepat memberikan berita kebohongan, dengan strategi FYI video baik potongan video maupun konten yang telah dibuat.
Industri sosial media memang melahirkan profesi baru, perbuatan ekonomi, segmen bisnis, dan juga kelas ekonomi tersendiri di dalamnya. Tiktok menjadi industri sosial media yang paling besar di seluruh dunia, sehingga era Kebenaran kini dipegang Mazhab tiktok sebagai Raja sosial media saat ini. Kegiatan bisnis di tiktok jauh lebih mendominasi daripada Kegiatan yang bersifat edukasi maupun Kebenaran ilmiah. Bahkan sosial media melahirkan influencer baru, buzzer profesional, sampai pada industri buzzer bayaran yang dikendalikan satu orang dengan ratusan bahkan ribuan akun melalui aplikasi khusus sebagai alat bantu buzzer. Industri sosmed itu hanya disini oleh akun real, akun profesional, akun centang, akun elit, akun jelata, akun buzzer, akun robot dan akun sampah.
Jika Kebenaran hari ini telah dikuasai oleh Mazhab tiktok sebagai era Kebenaran, maka akan lebih banyak lahir dunia logica fallacy dengan segela Jenis-Jenis nya masuk di dunia maya sosmed dan juga dunia nyata sosial masyarakat saat ini. Kebenaran yang semakin banyak dan kompleks dengan perspektif dunia hiburan sosmed itu cenderung melahirkan kebohongan besar, kebodohan tinggi dan kebiasaban moral serta keambiguan yang merajalela. Para ilmuwan, cendekiawan, profesor dan kaum akademik yang lahir dari tradisi dunia pemikiran pun kini telah teracuni yang padahal tugas utamanya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, justru menjadi pengikut seleb tiktok yang lebih cenderung mengaburkan kehidupan bangsa karena orientasi profit keuntungan, popularitas, viralitas, dan eksistensi sebagai seleb tiktok. Umumnya, Mazhab tiktok itu lebih identik dengan dunia hiburan dan bisnis semata daripada dunia edukasi walaupun akun edukatif, inovatif dan kreatif pun telah ada namun daya ledak nya masih minim.
Mazhab tiktok sebagai era Kebenaran kini menjadi alat propaganda yang besar dan bisa dilakukan oleh siapa saja, akan tetapi masih didominasi akun besar serta akun berbayar tinggi yang akan menguasai nya. Warga sosmed tiktok sebagai netizen paling heboh ini kini menjadi magnet bagi pengguna sosial media lintas generasi, lintas profesi dan lintas budaya. Media massa nasional dan media komunikasi televisi pun kini dapat dikalahkan dengan Mazhab tiktok jika konten tiktok ini telah dikendalikan oleh penamam modal besar ataupun pembayar biaya jangkauan yang luas baik lokal, regional, nasional dan internasional. Mazhab tiktok sebagai Kebenaran ini, ternyata belum ada yang bisa menembus sebagai titik penyimbang dan perlawanan nya, kecuali filterisasi diri, kecerdasan dan kemampuan intelektual. Dunia Kebenaran semakin rapuh tidak hanya karena tiktok semata melainkan dunia sosial media dengan semua platform, dan semoga lingkaran setan sosmed ini dapat dicari jalan solusi agar keluar dari era kegelapan informasi yang mengaburkan kebenaran hakiki tentunya.
Oleh : As'ad Bukhari, S.Sos., MA.
_(Analis Kajian Islam, Pembangunan dan Kebijakan Publik)_