Mahasiswa KKN posko 75 Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang menylenggarakan seminar bagi remaja dalam mencegah pergaulan bebas .

Mahasiswa KKN posko 75 Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang menylenggarakan seminar bagi remaja dalam mencegah pergaulan bebas .

Smallest Font
Largest Font

Kendal-Jarnas.id Mahasiswa KKN posko 75 Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang menylenggarakan seminar bagi remaja dalam mencegah pergaulan bebas di Desa Rejosari Kecamatan Ngampel, Kabupaten Kendal. Acara tersebut bertempat di aula balai desa Rejosari. Sabtu 14/7/2024.
 
Pergaulan bebas adalah sebuah fenomena sosial yang melibatkan interaksi antarindividu yang tidak terikat oleh norma-norma sosial atau nilai-nilai moral yang mengatur hubungan antarjenis kelamin. Istilah "bebas" yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma yang ada, sehingga perilaku ini dapat dianggap sebagai bentuk perilaku menyimpang. “Pada awalnya kita mencoba untuk menganalisis terkait kondisi sosial yang ada dan upaya untuk menyelesaikannya” ungkap najid selaku koordinator divisi pendidikan dan keagamaan. Latar belakang di adakannya seminar ini adalah “buah dari konsultasi antar warga dan mahasiswa KKN posko 75 untuk mencoba bersama- sama menanggulangi pergaulan bebas di kalangan remaja sesegera mungkin” tegas Bella selaku anggota divisi pendidikan dan keagamaan.

Acara seminar ini di mulai pukul 08.30 dengan di buka lanngsung oleh Arif Budiman selaku kepala desa Rejosari, Kecamatan Ngampel, Kabupaten Kendal. “Pemuda adalah aset yang berharga bagi masa depan bangsa ini, maka kita harus berusaha untuk menjauhkan mereka dari pergaulan bebas yang dapat merugikan dirinya, lingkungan, dan bahkan masa depan bangsa Indonesia ” tegasnya. Kegiatan ini berjalan dengan lancar pada saat sesi penyampaian materi dan ramai dengan pertanyaan saat tanya jawab berlangsung. Peserta yang hadir dalam kegiatan seminar ini sejumlah 25 remaja di desa Rejosari dengan rentan usia 15 sampai 20 tahun.

Pendidikan karakter adalah usaha manusia secara sadar dan terencana untuk mendidik dan memberdayakan potensi peserta didik guna membangun karakter pribadi mereka sehingga dapat menjadi individu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya. “ Tujuan utama pendidikan karakter adalah untuk membangun bangsa yang tangguh, dimana masyarakatnya berakhlak mulia, bermoral, bertoleransi, dan bergotong-royong. Nilai-nilai pembentuk karakter yang ditanamkan meliputi kejujuran, sikap toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, kemandirian, sikap demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, sikap bersahabat, cinta damai, gemar membaca, perduli terhadap lingkungan, perduli sosial, rasa tanggungjawab, dan religious” ungkap Arif Budiman.

Kegiatan ini berakhir  pada pukul 11.30 dengan penampilan akustik untuk mencairkan suasana dengan bernyanyi bersama. Salah satu peserta bernama Luluk mengungkapkan “kegiatan ini sangat bermanfaat untuk saya sebagai remaja untuk lebih selektif dalam memilih teman dan pergaulan, jangan takut untuk menolak ajakan ke arah hal buruk meskipun kepada teman dekat sendiri” imbuhnya.

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
Rd Author