Kolaborasi Kementerian Kominfo dan DPR RI Sukses Laksanakan Seminar Literasi Digital : Ini Inti Pembahasannya
Kolaborasi Kementerian Kominfo dan DPR RI Sukses Laksanakan Seminar Literasi Digital : Ini Inti Pembahasannya
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kementerian Kominfo) bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) telah menyelenggarakan seminar daring dengan tema Literasi Digital: “Mudah dan Nyaman Belanja Online”. Seminar ini diselenggarakan pada hari Selasa, 26 Maret 2024 melalui platform Zoom meeting. Terdapat empat narasumber yang mumpuni di bidangnya sebagai pembicara, yaitu Bapak Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari yang merupakan seorang Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Bapak Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc., sebagai Dirjen Aplikasi Informatika (APTIKA) Kementerian Kominfo RI, Bu Iffah Noha, sebagai Komunikasi dan Protokoler Yayasan Nur Hidayah Surakarta, serta Bapak Shoffan Mujahid, yang merupakan seorang pegiat ekonomi Solo.
Seminar ini merupakan dukungan Kemenkominfo terhadap Program Literasi Digital yang melibatkan berbagai elemen masyarakat. Seminar Ngobrol Bareng Legislator memiliki beberapa tujuan, di antaranya yaitu untuk mendorong masyarakat supaya mengoptimalkan pemanfaatan internet sebagai sarana edukasi; memberdayakan masyarakat agar dapat memilah dan memilih informasi yang dibutuhkan dan bermanfaat; memberikan informasi yang lengkap kepada masyarakat terkait pembangunan Infrastruktur TIK yang dilakukan oleh pemerintah, khususnya oleh APTIKA; mendorong dan memotivasi peran orang tua dalam pendampingan pembelajaran di masa pandemi; serta mewujudkan jaringan informasi serta media komunikasi dua arah antara masyarakat dengan masyarakat maupun dengan pihak lainnya. Seminar ini terdiri dari beberapa sesi, yaitu sesi pembukaan, pemaparan materi, sesi tanya jawab, dan sesi penutup.
Seminar dimulai pada pukul 13.00 WIB yang diawali oleh hiburan band pada 15 menit sebelumnya. Kemudian, ditampilkan pula video-video yang berkaitan dengan literasi digital. Seminar dibuka oleh seorang Master of Ceremony (MC) dengan menyapa para narasumber yang akan memberi paparan materi kepada seluruh peserta. Saat memasuki sesi pemaparan materi, MC menyerahkan acara kepada moderator untuk memandu sesi paparan dan sesi diskusi. Sesi pemaparan materi diawali oleh Bapak Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari.
Pak Kharis menyampaikan bahwa belanja online memang membuat kita sangat mudah. Namun, kita harus melakukan perencanaan yang baik sebelum melakukan belanja online, jangan sampai kita belanja hanya sesuai keinginan kita, karena bisa jadi membeli sangat banyak. Beliau menambahkan bahwa kemudahan dan kenyamanan belanja online punya sisi lain, yaitu seringnya kita mendapatkan penjual yang tidak suportif, misal kita menginginkan suatu barang, tapi ternyata mereka menjual barang palsu atau KW, sehingga kita harus berhati-hati. “Karena kemudahan dan kenyamanan dalam belanja, kita jangan sampai terlena dan harus selektif. Apakah barang tersebut benar-benar legal, berkualitas baik, atau didistribusikan oleh distributor yang punya hak mendistribusikan (legal)? Oleh karena itu, kita harus bersikap sebijak mungkin untuk mendapatkan kemudahan dan kenyamanan dalam berbelanja online.”, pesan Pak Kharis kepada para peserta.
Seminar dilanjutkan dengan sambutan oleh Bapak Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc., yang menjabat sebagai Dirjen Aplikasi dan Informatika (APTIKA) Kementerian Kominfo RI melalui tampilan video. Dalam video tersebut, beliau yang akrab dipanggil Bapak Semmy menjelaskan bahwa memasuki tahun 2024, perwujudan Indonesia Digital Nation tetap menjadi salah satu prioritas utama guna mewujudkan Indonesia yang makin digital dan maju. Kemenkominfo melalui Dirjen APTIKA terus berkomitmen dalam menyelenggarakan berbagai inisiatif dan program peningkatan literasi digital, guna mendukung upaya transformasi digital yang inklusif, memberdayakan, serta berkelanjutan. Beliau menyampaikan bahwa upaya transformasi digital ini perlu terus dilakukan untuk mendorong kemajuan perekonomian bangsa dan membuka berbagai peluang bagi masyarakat Indonesia, mengingat perkembangan teknologi digital saat ini telah mengubah cara kita bekerja, berusaha, dan menjalani kehidupan sehari-hari. “Atas dasar itulah yang mendorong kami untuk melakukan peningkatan kesadaran, pengetahuan, dan kecakapan digital yang ditujukan pada tiga sektor, yaitu masyarakat umum, pemerintahan, dan pendidikan, melalui berbagai program literasi digital.”, tambah Pak Semmy dalam sambutannya.
Pemaparan materi selanjutnya disampaikan oleh Bu Iffah Noha. Pada awal sesi pemaparan materinya, beliau menyebutkan alasan mengapa orang berbelanja online, yaitu mudah, murah / banyak promo, praktis, dan cepat. Beberapa opsi belanja online yaitu bisa di toko online, market place, medsos, atau penjualan langsung. Beliau memberikan beberapa tips yang bisa dilakukan supaya kita bisa belanja online dengan aman, yaitu dengan menyesuaikan kebutuhan; melakukan riset terkait harga, review, ulasan, layanan; memanfaatkan promo; dan menggunakan rekening bersama atau e-wallet. Kita juga harus waspada terhadap barang yang memiliki harga terlalu murah, promo yang berlebihan, dan transaksi mencurigakan. “Belanja itu konsumerisme. Sangat penting bagi kita untuk punya pengendalian diri. Jangan sampai kita tergoda untuk membeli hanya berdasarkan keinginan saja.”, pesan Bu Iffah di sesi akhir.
Pak Shoffan Mujahid menjadi pemateri terakhir yang memaparkan materinya. Beliau menyebutkan data pada bulan Januari 2024 yang berasal dari We Are Social terkait 10 faktor utama pendorong belanja online di Indonesia, yaitu adanya kupon dan diskon, ulasan konsumen, gratis ongkir, checkout cepat dan mudah, tanda suka dan komentar, metode COD, pengembalian barang yang mudah, pengiriman besok sampai, fitur click and collect, serta produk ramah lingkungan. Beliau juga menyampaikan data yang bersumber dari Bank Indonesia (BI) terkait volume dan nilai transaksi belanja menggunakan uang elektronik di Indonesia, mulai tahun 2012 hingga Juli 2022. Data tersebut menunjukkan terjadi peningkatan yang cukup signifikan terkait volume dan nilai transaksi masyarakat mulai tahun 2018 hingga sangat meningkat di tahun 2021, bahkan mencapai nilai 400 Triliun. Beliau menambahkan bahwa dari tren-tren yang ada sekarang, masyarakat terstimulus untuk membeli produk-produk online, tidak berdasarkan pada kebutuhannya, namun hanya pada keinginan. Kita akan sangat susah mengontrol keinginan mereka, sehingga dapat memunculkan berbagai fenomena sosial lain yang bersifat konsumerisme, bahkan dapat muncul masalah-masalah baru, termasuk kriminalitas. “Salah satu hal yang sangat penting untuk dilakukan yaitu memahamkan masyarakat dan lingkungan supaya terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Kita perlu membangun konstruksi berpikir dalam manajemen keuangan.”, pesan Pak Shoffan di akhir sesinya.
Setelah paparan materi dari keempat narasumber, moderator membuka sesi tanya jawab. Para peserta sangat antusias dalam memberikan pertanyaan. Dari 150 peserta, terdapat empat pertanyaan yang terpilih. Sesi diskusi melalui tanya jawab berjalan interaktif antara narasumber dan peserta. Setelah selesai sesi diskusi, moderator mengembalikan acara kepada MC. Acara ditutup secara resmi oleh MC pada puku 15.00 WIB. Seminar ini diharapkan dapat menjadi sarana penambahan literasi digital bagi masyarakat sebagai dukungan kepada pemerintah mewujudkan transformasi digital Indonesia.