Kolaborasi Kementerian Kominfo dan DPR RI : Sukses laksanakan Seminar Literasi digital dengan tema Generasi Muda Digital Peduli UMKM
Kolaborasi Kementerian Kominfo dan DPR RI : Sukses laksanakan Seminar Literasi digital dengan tema Generasi Muda Digital Peduli UMKM
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kementerian Kominfo) bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) telah menyelenggarakan seminar daring dengan tema Literasi Digital: “Generasi Muda Digital Peduli UMKM”. Seminar ini diselenggarakan pada hari Senin, 18 Maret 2024 melalui platform Zoom meeting. Terdapat empat narasumber yang mumpuni di bidangnya sebagai pembicara, yaitu Bapak Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari yang merupakan seorang Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Bapak Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc., sebagai Dirjen Aplikasi Informatika (APTIKA) Kementerian Kominfo RI, Bu Lingga Permesti, S.KPM., CDMP yang merupakan seorang CEO BeCreative Media Talenta, serta Bu Wahyu Tiarni, S.Pd., sebagai owner Rumah Craft Mal Mel.
Seminar ini merupakan dukungan Kemenkominfo terhadap Program Literasi Digital yang melibatkan berbagai elemen masyarakat. Seminar Ngobrol Bareng Legislator memiliki beberapa tujuan, di antaranya yaitu untuk mendorong masyarakat supaya mengoptimalkan pemanfaatan internet sebagai sarana edukasi; memberdayakan masyarakat agar dapat memilah dan memilih informasi yang dibutuhkan dan bermanfaat; memberikan informasi yang lengkap kepada masyarakat terkait pembangunan Infrastruktur TIK yang dilakukan oleh pemerintah, khususnya oleh APTIKA; mendorong dan memotivasi peran orang tua dalam pendampingan pembelajaran di masa pandemi; serta mewujudkan jaringan informasi serta media komunikasi dua arah antara masyarakat dengan masyarakat maupun dengan pihak lainnya. Seminar ini terdiri dari beberapa sesi, yaitu sesi pembukaan, pemaparan materi, sesi tanya jawab, dan sesi penutup.
Seminar dimulai pada pukul 13.00 WIB yang diawali oleh hiburan band pada 15 menit sebelumnya. Kemudian, ditampilkan pula video-video yang berkaitan dengan literasi digital. Seminar dibuka oleh seorang Master of Ceremony (MC) dengan menyapa para narasumber yang akan memberi paparan materi kepada seluruh peserta. Saat memasuki sesi pemaparan materi, MC menyerahkan acara kepada moderator untuk memandu sesi paparan dan sesi diskusi. Sesi pemaparan materi diawali oleh Bapak Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari.
Pak Kharis menyampaikan bahwa UMKM harus kita jadikan sebagai suatu entitas bisnis yang memang dijalankan oleh banyak warga Indonesia. Beliau menambahkan bahwa banyak perusahaan besar yang saat krisis ekonomoi harus ditopang oleh fasilitas negara dalam jumlah besar, sedangkan UMKM dapat bertahan dan adaptif. “UMKM tersebar di seluruh pelosok indonesia, jumlahnya jutaan, perlu adanya kepedulian dari generasi muda yang melek teknologi digital.”, ucap Pak Kharis. Menurut beliau, kita bersama atau tidak bersama dengan kemajuan teknologi digital, teknologi digital akan tetap maju dan berkembang terus. Kita harus menyesuaikan dan bersama dengan teknologi digital.
Seminar dilanjutkan dengan sambutan oleh Bapak Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc., yang menjabat sebagai Dirjen Aplikasi dan Informatika (APTIKA) Kementerian Kominfo RI melalui tampilan video. Dalam video tersebut, beliau yang akrab dipanggil Bapak Semmy menjelaskan bahwa memasuki tahun 2024, perwujudan Indonesia Digital Nation tetap menjadi salah satu prioritas utama guna mewujudkan Indonesia yang makin digital dan maju. Kemenkominfo melalui Dirjen APTIKA terus berkomitmen dalam menyelenggarakan berbagai inisiatif dan program peningkatan literasi digital, guna mendukung upaya transformasi digital yang inklusif, memberdayakan, serta berkelanjutan. Beliau menyampaikan bahwa upaya transformasi digital ini perlu terus dilakukan untuk mendorong kemajuan perekonomian bangsa dan membuka berbagai peluang bagi masyarakat Indonesia, mengingat perkembangan teknologi digital saat ini telah mengubah cara kita bekerja, berusaha, dan menjalani kehidupan sehari-hari. “Atas dasar itulah yang mendorong kami untuk melakukan peningkatan kesadaran, pengetahuan, dan kecakapan digital yang ditujukan pada tiga sektor, yaitu masyarakat umum, pemerintahan, dan pendidikan, melalui berbagai program literasi digital.”, tambah Pak Semmy dalam sambutannya.
Pemaparan materi selanjutnya disampaikan oleh Bu Lingga Permesti, S.KPM., CDMP. Pada awal sesi pemaparan materinya, beliau menyebutkan data laporan IMF bertajuk World Economy Outlook (WEO): Countering the cost of living crisis per Oktober 2022, menyebutkan perekonomian global sedang menghadapi sejumlah tantangan. Namun, beliau juga menyampaikan bahwa di tengah krisis dan resesi tersebut, ada yang tetap dapat bertahan, yaitu filantropi dan sektor UMKM. UMKM menjadi garda terdepan yang mampu bertahan dan menjadi jalan keluar dalam menghadapi masalah ekonomi. “Kaum muda wajib dorong UMKM go digital, karena kalau bukan kita, siapa lagi?”, ucap Bu Lingga.
Bu Lingga juga menjelaskan beberapa permasalahan yang dihadapi oleh UMKM di Indonesia seperti modal dan teknologi, jangkuan pemasaran, kualitas dan packaging, serta kurangnya inovasi. Berikut beberapa strategi pemasaran yang bisa dimanfaatkan, seperti digital ads, media sosial, dan aplikasi pesan instan, market place, serta memanfaaatkan layanan pesan antar, terutama oleh pelaku UMKM sektor kuliner.
Bu Wahyu Tiarni, S.Pd., menjadi pemateri terakhir yang memaparkan materinya. Beliau menjelaskan definisi UMKM, yaitu usaha atau bisnis yang dilakukan oleh individu, kelompok, badan usaha kecil, maupun rumah tangga. Beliau juga menyebutkan beberapa karakteristik dari generasi muda digital, seperti cepat belajar, melek teknologi, memiliki rasa keingintahuan yang tinggi, lebih cepat beradaptasi dengan perkembangan teknologi. “Generasi muda digital adalah perantara bagi UMKM dan digitalisasi. Artinya, dengan skil yang ada di anak muda, mereka bisa membantu mengembangkan UMKM di era digital ini.”, ucap Bu Wahyu kepada para peserta sebagai penutup.
Setelah paparan materi dari ketiga narasumber, moderator membuka sesi tanya jawab. Para peserta sangat antusias dalam memberikan pertanyaan. Dari 150 peserta, terdapat satu pertanyaan yang terpilih. Sesi diskusi melalui tanya jawab berjalan interaktif antara narasumber dan peserta. Setelah selesai sesi diskusi, moderator mengembalikan acara kepada MC. Acara ditutup secara resmi oleh MC pada puku 15.00 WIB. Seminar ini diharapkan dapat menjadi sarana penambahan literasi digital bagi masyarakat sebagai dukungan kepada pemerintah mewujudkan transformasi digital Indonesia.