KOALISI MASYARAKAT YOGYAKARTA ADAKAN DISKUSI DAN SEMINAR GOTONG-ROYONG MELAWAN HOAX MENJAGA NKRI BERSAMA TOKOH ORGANISASI MASYARAKAT UNTUK BERIKAN EDUKASI KEPADA MASYARAKAT

KOALISI MASYARAKAT YOGYAKARTA ADAKAN DISKUSI DAN SEMINAR GOTONG-ROYONG MELAWAN HOAX MENJAGA NKRI BERSAMA TOKOH ORGANISASI MASYARAKAT UNTUK BERIKAN EDUKASI KEPADA MASYARAKAT

Smallest Font
Largest Font

 KOALISI MASYARAKAT YOGYAKARTA ADAKAN DISKUSI DAN SEMINAR GOTONG-ROYONG MELAWAN HOAX MENJAGA NKRI BERSAMA TOKOH ORGANISASI MASYARAKAT UNTUK BERIKAN EDUKASI KEPADA MASYARAKAT

Yogyakarta - Koalisi Masyarakat Yogyakarta yang di motori Petrus Eko Nugroho, SE sebagai Koordinator Koalisi Masyarakat Yogyakarta yang disingkat KMY sekaligus menjadi Pembawa Acara. Yang sangat besar terjadinya " HOAX " tahun 2024 ini setelah PEMILU Serentak pada tanggal 14 Februari 2024 lalu dengan kontroversi krusial yang menyebabkan ujar kebencian lebih dominan sehingga menyebabkan Masyarakat jadi panik atas hal tersebut dikarenakan Dinamika Politik yang tidak terkontrol, keterangan Petrus Eko Nugroho, SE. 

Kemudian acara dilanjut dengan mendorong yang dibawakan oleh Nanang Kawit yang merupakan salah satu Pengurus Organisasi Masyarakat yang namanya Pancasila Dasar NKRI Bukan Pilar. Nanang Kawit mengatakan hal " HOAX " ini tidak asing lagi bagi manusia yang sudah ada sejak manusia itu dilahirkan dan sangat dekat dengan kehidupan manusia. 

Kemudian acara dilanjutkan oleh Nara Sumber yang bernama Novi Kurnia, M.Si., M.A., Ph.D yang merupakan Dosen Terbaik Inspiratif di Bidang Sosial Humaniora pada ajang Insan UGM Berprestasi 2021 dan Dosen di Fakultas Hukum Sosial Ilmu Politik Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

Beliau ( Novi Kurnia ) mengatakan sebelum kita memulai apa itu artinya " HOAX ". HOAX artinya : Berita Palsu yang dibuat manusia dengan secara sengaja. Kemudian dilanjutkan belajar tentang digital yang memang saat ini sudah memasuki jamannya digitalisasi dengan tekhnologi canggih dimana setiap manusia pada umumnya pasti menggunakan WhatsApp, Facebook, Instagram, Twitter, YouTube dan TikTok yang tidak terlepas dari kegiatan sehari-harinya. 

Dimulainya kita beretika dalam menggunakan media sosial bagaimana kita dapat mengetahui hal itu dapat berguna atau tidak serta kita melihat hal-hal tersebut pada informasi atau berita yang tersebar dan utama WhatsApp dan di Website Google. 

Kita harus " SARING " kemudian " SHARE " atau bisa dikatakan jangan langsung

" SHARE " , jelas Novi Kurnia. Jadi HOAX ini menjadi Ujar Kebencian, berita yang sangat bohong besar, dan memanipulasi berita atau informasi atau tulisan dan atau data yang benar, seperti hal-nya saat ini setelah Pemilu Tahun 2024 sangat besar " HOAX " nya melebihi dari Pemilu Tahun 2019 yang lalu hingga mencapai 645 Kasus. 

Kemudian dilanjutkan oleh Fitria Indri Kesumawati, S.Psi dari Mavindo ( Masyarakat Antifitnah Indonesia ) menjelaskan secara Tekhnis

" HOAX " hingga akhir Januari Tahun 2024 ditemukan Hoax Politik sangat dominan mencapai 1292 Kasus dari total 2.330 hoaks selama tahun 2023. Hal ini agar dapat melihat dan atau membaca bahwa berita atau informasi itu benar atau tidaknya, bisa melalui cekfakta.com dan biasanya sudah ada kode-kode tersendiri dari KOMINFO yang misalnya ; Universitas dan media-media online yang juga terdaftar pada Dewan Pers, jelas Fitria. 

Salah satu pesertanya Ferdinand Sahat Parulian Tobing, S.A.P dari Organisasi Masyarakat Dewan Pimpinan Daerah Masyarakat Indonesia Maju Kabupaten Bantul sekaligus Ketua Koordinator Wilayah Tani Indonesia Prabowo Gibran Daerah Istimewa Yogyakarta ikut berpartisipasi dalam hal sebagai Tokoh Masyarakat untuk menangkal " HOAX " dalam acara Diskusi dan Seminar Gotong-Royong Melawan HOAX Menjaga NKRI yang dapat berikan edukasi ke Keluarga, Masyarakat, Teman, Saudara, dan Orang-Orang yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari baik itu melalui langsung komunikasi dan atau melalui Media Sosial.

Selain Ferdinand Sahat Parulian Tobing, S.A.P juga ada perwakilan dari beberapa Organisasi Masyarakat dan Tokoh Masyarakat seperti : FOREDER, KOPIJO, PDNBP, ASYB, MIM, SRILI, Komunitas Katolik Yogyakarta, Merah Putih, Anak Muda, dan Relawan Ganjar-Mafud.

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
Resky Author