Kerusakan Alam dan Tanggung Jawab Manusia: Refleksi Surat Ar-Rum Ayat 41

Kerusakan Alam dan Tanggung Jawab Manusia: Refleksi Surat Ar-Rum Ayat 41

Smallest Font
Largest Font

"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkankarena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakankepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (QS Ar-Rum Ayat 41)

 

Kerusakan alam yang kita saksikan hari ini adalah kenyataanpahit yang menggambarkan hubungan antara perilaku manusiadan kondisi lingkungan sekitar. Surat Ar-Rum Ayat 41 memberikan gambaran yang sangat jelas mengenai hal ini: Ayat di atas mengandung pesan mendalam bahwa tindakan manusia memilikikonsekuensi langsung terhadap kerusakan alam. Hal ini sangatrelevan dalam konteks masalah lingkungan kontemporer yang kita hadapi, seperti sampah plastik, polusi udara, kebakaranhutan, pencemaran air, dan peningkatan populasi yang menyebabkan penumpukan sampah serta bencana ekologislainnya.

Peningkatan populasi global adalah salah satu faktor utamayang mengakibatkan tekanan besar pada lingkungan.Pertumbuhan populasi yang pesat mengakibatkan kebutuhanmanusia akan sumber daya semakin meningkat. Semakinbanyak orang membutuhkan tempat tinggal, sehingga hutan-hutan digunduli dan diubah menjadi perumahan. Urbanisasiyang cepat sering kali mengorbankan lahan-lahan hijau danhabitat alami demi pembangunan perumahan daninfrastruktur. Menurut laporan dari Food and Agriculture Organization (FAO), dunia kehilangan sekitar 7.3 juta hektarhutan setiap tahunnya akibat deforestasi. Hilangnya hutantidak hanya berarti hilangnya keanekaragaman hayati, tetapijuga mengurangi kemampuan bumi untuk menyerap karbondioksida, yang memperburuk perubahan iklim.

Tidak hanya itu, kawasan pesisir dan lautan juga sering kali direklamasi untuk dijadikan daratan guna memenuhikebutuhan pemukiman dan infrastruktur lainnya. Reklamasilaut yang tidak terkontrol dapat merusak ekosistem pesisir, mengganggu habitat laut, dan mengurangi keanekaragamanhayati laut. Kerusakan ini berdampak langsung padamasyarakat yang bergantung pada sumber daya laut untukmata pencaharian mereka, seperti nelayan.

Kebutuhan makanan yang meningkat seiring denganbertambahnya populasi juga mengakibatkan peningkatanproduksi limbah dan sampah. Setiap hari, lebih banyaksampah dihasilkan dari aktivitas konsumsi manusia, baik itusampah organik maupun non-organik seperti plastik. Sampahplastik telah menjadi salah satu isu lingkungan paling mendesak di dunia saat ini. Plastik membutuhkan wakturatusan hingga ribuan tahun untuk terurai, dan selama itu, iadapat mencemari tanah dan air. Mikroplastik yang dihasilkandari penguraian plastik dapat masuk ke dalam rantai makanandan berdampak buruk pada kesehatan manusia dan hewan.Data dari Plastic Waste Makers Index, menunjukkan bahwapada tahun 2021, dunia menghasilkan 139 juta metrik ton sampah plastik, dan jumlah ini diperkirakan akan terusmeningkat seiring dengan pertumbuhan populasi dankonsumsi.

 

Kebutuhan transportasi juga meningkat drastis denganbertambahnya populasi. Jumlah kendaraan bermotor di jalanraya terus bertambah, menghasilkan emisi gas rumah kacaseperti karbon dioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2), dannitrogen oksida (NOx) yang berkontribusi terhadap polusiudara. Polusi ini tidak hanya berdampak pada lingkungantetapi juga pada kesehatan manusia, menyebabkan penyakitpernapasan, kardiovaskular, dan bahkan kanker. World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa polusi udarabertanggung jawab atas sekitar 7 juta kematian prematursetiap tahunnya. Selain itu, polusi udara juga berkontribusiterhadap perubahan iklim, yang pada gilirannya memicubencana alam seperti badai, banjir, dan kekeringan.

Selain itu, aktivitas pertanian yang ditingkatkan untukmemenuhi kebutuhan pangan sering kali menggunakanpestisida dan bahan kimia berbahaya yang dapat mencemariair tanah dan sumber air lainnya. Limbah industri dandomestik yang dibuang sembarangan ke sungai dan laut jugaberkontribusi terhadap pencemaran air, mengancam ekosistemakuatik dan kesehatan manusia. Menurut laporan dari United Nations Environment Programme (UNEP), sekitar 80% daripolusi laut berasal dari aktivitas darat, termasuk limpasanpertanian, limbah plastik, dan polusi industri.

Masalah lain yang sangat meresahkan adalah kebakaran hutandan penggundulan hutan. Kedua masalah ini sering kali disebabkan oleh aktivitas manusia seperti pembukaan lahanuntuk pertanian atau pemukiman, serta penebangan liar.Kebakaran hutan tidak hanya menghancurkan ekosistem yang kaya akan keanekaragaman hayati tetapi juga melepaskansejumlah besar karbon dioksida ke atmosfer, memperparahmasalah pemanasan global. Penggundulan hutanmengakibatkan hilangnya habitat bagi banyak spesies, erositanah, dan gangguan siklus air.

Kerusakan yang terjadi adalah bagian dari hukuman yang ditimpakan agar manusia menyadari kesalahan mereka dankembali ke jalan yang benar. Ini adalah panggilan untukintrospeksi dan perubahan perilaku. Dalam kontekslingkungan, ini berarti kita harus mengambil langkah-langkahkonkret untuk mengurangi dampak negatif dari tindakan kitaterhadap alam. Kita perlu beralih ke praktik-praktik yang lebihberkelanjutan, seperti mengurangi penggunaan plastik sekalipakai, meningkatkan upaya daur ulang, menggunakan sumberenergi terbarukan, dan mempromosikan transportasi ramahlingkungan. Selain itu, pendidikan lingkungan harusditingkatkan untuk meningkatkan kesadaran tentangpentingnya menjaga kelestarian alam.

Kerusakan alam yang kita saksikan hari ini adalah akibat daritindakan kita sendiri, sebagaimana dinyatakan dalam SuratAr-Rum Ayat 41. Kita harus bertanggung jawab atas tindakankita dan berusaha untuk memperbaiki kerusakan yang telahterjadi dengan cara yang berkelanjutan. Dengan demikian, kitatidak hanya memenuhi kewajiban spiritual kita tetapi jugamemastikan bahwa bumi tetap layak huni bagi generasimendatang. Penanganan masalah lingkungan ini memerlukankolaborasi global, implementasi kebijakan yang tegas, sertaperubahan perilaku individu dan kolektif.

Sebagai umat manusia, kita memiliki tanggung jawab moral dan etika untuk menjaga kelestarian alam. Upaya konservasi, restorasi ekosistem, dan penggunaan teknologi hijau adalahbeberapa langkah yang dapat diambil untuk memulihkankeseimbangan lingkungan. Dengan berkomitmen padaprinsip-prinsip keberlanjutan, kita dapat mengurangi jejakekologis kita dan meninggalkan warisan bumi yang sehat bagianak cucu kita. Perubahan ini tidak hanya akan memberikanmanfaat ekologis tetapi juga sosial dan ekonomi, menciptakanmasyarakat yang lebih sehat dan berkelanjutan.

Oleh karena itu, marilah kita mengambil hikmah dariperingatan yang terkandung dalam ayat ini dan berusahasebaik mungkin untuk memperbaiki hubungan kita denganalam. Semoga dengan demikian, kita dapat menghindarikerusakan yang lebih parah dan membangun masa depan yang lebih baik bagi seluruh makhluk hidup di bumi ini.

Di Tulis Oleh : Aldi Fathurrahman, SM., M.Si Ketua Bidang Linkungan Hidup DPD IMM DKI Jakarta

Editors Team
Daisy Floren