Jakarta Menanti Kepemimpinan Baru: Penantang Menuju Realisasi Visi Misi Calon Gubernur Provinsi DKI Jakarta

Jakarta Menanti Kepemimpinan Baru: Penantang Menuju Realisasi Visi Misi Calon Gubernur Provinsi DKI Jakarta

Smallest Font
Largest Font

JAKARTA - Peluncuran terbaru visi misi calon Gubernur (CaGub) dan calon Wakil Gubernur (CaWaGub) Daerah Khusus Ibukota Jakarta kembali menyedot perhatian publik terhadap dunia pendidikan. Indonesia Education Watch melalui akun Instagram @idwinsight memaparkan sekilas visi pendidikan para calon. Namun, di balik janji-janji tersebut, tersimpan pertanyaan besar: mampukah mereka membawa perubahan nyata yang berbeda dari kepemimpinan sebelumnya?

RIDO garapan Ridwan Kamil-Suswono mengutamakan terwujudnya Jakarta berdaya saing global melalui pendidikan gratis dan setara, inovasi dalam pembelajaran, serta pembangunan karakter berbasis nilai-nilai budaya. Sementara itu, Pramono-Rano lebih fokus pada peningkatan infrastruktur pendidikan dan layanan inklusif dalam pendidikan bagi seluruh siswa penyandang disabilitas, komitmen peningkatan skor PISA. Di sisi lain, Dharma-Kun fokus pada pendidikan berbasis karakter dengan menggunakan adab dan mengintegrasikan teknologi serta kolaborasi internasional.

Sekilas, program-program yang ditawarkan terdengar menarik dan menjanjikan. Namun perlu diingat bahwa janji-janji seperti ini sering kita dengar dari pemimpin-pemimpin sebelumnya. Persoalan utama yang masih menjadi perhatian adalah bagaimana visi-misi tersebut dapat diimplementasikan dengan efektif, tanpa terjebak dalam intervensi politik atau kepentingan kelompok tertentu.

Masalah pendidikan atau infrastruktur bukanlah satu-satunya masalah yang dihadapi Jakarta, melainkan, komunikasi yang terjalin antara gubernur dengan masyarakat dan pemerintah pusat. Program laju pragmatisme yang disusun oleh seorang kandidat tak ada artinya jika pemimpin tersebut tidak kuat untuk menjaga integritas dan kemandiriannya dalam setiap keputusan. Mereka harus memastikan bahwa kebijakan-kebijakan yang diusulkan benar-benar membawa manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat dan bukan sebuah kepentingan segelintir pihak saja.

Janji-janji politik mengalir begitu saja, namun praktik nyata setelah terpilihlah yang menjadi ujian sesungguhnya. Masyarakat hendaknya tetap mengawal 100 hari pertama kerja, apakah program yang dijanjikan benar-benar terwujud atau hanya menjadi mimpi. Pengawasan masyarakat dan partisipasi masyarakat menjadi kunci agar pemimpin terpilih tidak hanya sekedar menepati janji, namun bekerja konkrit demi kesejahteraan warga Jakarta.

Dengan tantangan besar yang dihadapi Jakarta sebagai bukan lagi ibu kota dan pusat perekonomian, harapannya adalah agar pemimpin terpilih tidak hanya menjalankan rutinitas, namun benar-benar dapat membawa perubahan signifikan. Bukan hanya soal pendidikan yang menjadi sorotan, tetapi juga transparansi, partisipasi publik, dan keberanian untuk mengambil keputusan tanpa tekanan dari pihak manapun. Masyarakat Jakarta berhak mendapatkan pemimpin yang tidak hanya berjanji, tetapi juga membuktikan melalui tindakan nyata.

Mari kita tunggu, dan persiapkan diri menjadi bagian dari proses kritis menentukan masa depan Jakarta yang lebih baik.


Penulis = Praditiyo Ikhram, S.Pd. ( Akademisi Kebijakan Pendidikan & Wakil Koordinator Indonesia Education Watch)

Editors Team
Daisy Floren