Ari P : Hujan Badai Bulan Maret 

Ari P : Hujan Badai Bulan Maret 

Smallest Font
Largest Font

MEDAN : Hujan, Siapa yang tak mengenal hujan, Ketika bulir demi bulir air luruh membasahi bumi, menghadirkan sensasi masing-masing individu yang merasakannya. Hujan memberikan pengaruh besar terhadap aktifitas-aktifitas manusia diluar ruangan maupun dalam ruangan, hujan terkadang memberikan sensasi yang dapat menimbulkan  keromantisan dan kesedihan  sama sekali. 

Mari kita awali tulisan ini dengan perkiraan cuaca dari BMKG yang menerbitkan peringatan dini cuaca curah hujan tinggi di Indonesia. Beberapa provinsi ini masuk klasifikasi Siaga dan Waspada.  Status tersebut berlaku selama Dasarian II Maret 2024 atau 11 hingga Maret 2024. Menurut BMKG, hingga Dasarian I Maret 2024, sekitar 78% wilayah Indonesia sudah memasuki musim hujan. 

Dibalik tulisan dibuat oleh penulis ini bukan hanya sebuah informasi tentang keadaan cuaca  di Indonesia di bulan Maret namun tentang cinta, tentang perpisahan dan tentang melupakan.Heheheeee

Wah, kenapa kok jadi lebay begini, Oke kita lanjut dan tetap fokus

Permulaan awal terjadi saat mulai berkomunikasi di pertengahan tahun 2023,  komunikasi yang hanya sebatasnya  tanpa ada bumbu - bumbu perasa yang lebih. Namun lambat laun semesta saat itu seolah - olah merestui  kejadian yang di alami, komunikasi yang hanya sebatasnya menjadikan komunikasi tanpa waktu sama sekali. 

Hari demi hari di lewatin, bahkan hingga berganti tahun kita tetap berkomunikasi semangkin mengenal lebih dalam antar dua individu ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan rasa cinta itupun mulai tumbuh setiap harinya semangkin lama semangkin membesar. Saat mendengar suaramu disaat telphone disaat itu aku merasakan kehangatan dikalah semesta sedang menurunkan rintikan airnya ke bumi, disaat  aku berjumpa dan mengobrol dengan disaat itu aku  merasakan teduhan rumah dikalah hujan membahas bumi dan suara petir yang menyambar seolah - seolah aku tak mendengar itu, yang kudengar adalah suaramu dan ketawamu yang membuat candu yang begitu berat dilupakan. 

Namun hal itu hancur seketika di bulan maret, disaat BMKG menginformasikan situasi cuaca hujan yang begitu tinggi, disaat itulah aku merasakan basah kehujanan walupun berada didalam rumah. Hari demi hari terasa amat berat dilalui, bahkan untuk mencoba berkomunikasipun akal dan egoku seolah - olah tidak merestui kembali untuk hal - hal itu. Dimana kau runtuhkan rasa itu sehingga kerjaan yang sudah mulai di bangun sudah tinggal kepingan batu dan runtuhannya saja. 

Meskipun bangunan yang sudah terbangun sudah runtuh masih tetap ada bekas bangunannya, sama halnya dengan rasa cinta yang terbangun selama ini. 

Melihat akan kajadian yang di alami saat ini penulis ter ingat kutipan dari sebuah novel karangan Abhay Adhitiya dengan judul Cinta Dalam Iklash. " Mencintai adalah belajar mengikhlaskan, bukan belajar memiliki karena sejatinya yang kita cintai adalah milik allah. " Sebuah tulisan yang benar - benar menghantam akal dan pikiran, serasa terjatuh dari jurang yang tidak terlalu tinggi namun sedikit curam. 

Dan penulis mengambil kutipan kembali dari seorang Tokoh Agama KH Ahmad Baha’uddin Nursalim atau akrab disapa Gus Baha adalah pengasuh Pondok Pesantren Al-Qur’an di Kragan, Narukan, Rembang, Jawa Tengah. 

"Cinta mungkin terkadang membuatmu rapuh, tetapi berterima kasihlah kepadanya, karena cinta darinya bisa membuatmu lebih kuat dari sebelumnya"  Nah dari sini penulis mengambil kesimpulan sepahit apapun  perjalanan cinta itu, maka tetaplah bersyukur  sebagai wujud terima kasih kepada tuhan yang maha esa, karena masih diberikan rasa cinta dan rasa sakit hati, sebagai tanda kita bukanlah benda mati namun makhluk yang hidup sempurna.. 

Terima kasih terucapkan kepada orang yang sudah membuat sakit hati, kehancuran di dalam hati. Sepahit apapun itu melihatmu tersenyum dan tertawa dari kejauhan adalah kebahagian yang tersendiri bagiku. 

Penulis : Ari P

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
Admin Author