Anak TK Kota Padang Dikenalkan Kesiapsiagaan Bencana Lewat Simulasi
Padang - Puluhan anak Taman Kanak- Kanak (TK) Melati Ikhlas Kelurahan Lapai, Kecamatan Nanggalo bergegas berlindung dibawah meja saat sirine berbunyi.
Setelah getaran dan guncangan usai mereka berhamburan keluar ruangan dengan rasa cemas dan panik menuju titik kumpul untuk menyelamatkan diri.
Hal tersebut merupakan bagian skenario dari ancaman potensi bencana alam megathrust Mentawai dan penguatan kesiapsiagaan bencana, Senin (23/9/2024).
Sekretaris BPBD, Robert Candra Eka Putra menjelaskan bencana bukan untuk ditakuti, selain itu bencana bisa dikenali untuk diketahui karakternya agar tahu upaya apa yang dilakukan.
"Isu megathrust bukanlah hal yang baru, tetapi ada sejak lama, Kota Padang pernah diguncang gempa dan tsunami. Pasca gempa 2009 isu megthrust telah berkembang ditambah dengan kemajuan teknologi, sehingga isu megathrust ini membuat masyarakat panik dan khawatir," terangnya.
Dikatakannya, datangnya tsunami dapat diketahui tandanya seperti gempa dengan berkekuatan besar dengan durasi lebih dari 30 detik, pusat gempa laut, air laut mendadak surut, pohon tumbang, runtuhnya rumah atau gedung, perubahan prilaku hewan.
"Saat terjadi gempa berusahalah tenang dan lindungi diri dari jatuhan barang (drop, cover dan hold on), tetap di ruangan selama guncangan, jangan gunakan lift, cari area terbuka, berhenti mengendarai, antisipasi gempa susulan, waspada ancaman tsunami, pantau info terbaru dan berdoa," jelasnya.
Ia juga menambahkan, Padang mempunyai 25 markah blue line tsunami, jika bencana terjadi, segera mengungsi ke tempat aman tersebut dan ambil action ke arah timur
"Satuan pendidikan harus mempunyai SOP dalam menghadapi bencana, selain itu harus membentuk tim SPAB (Satuan Pendidikan Aman Bencana) yang merupakan perwakilan warga sekolah yang mendapatkan pelatihan terkait pengurangan risiko bencana," tutupnya.
Salah seorang wali murid, Nurmiati yang turut mendampingi anaknya mengapresiasi simulasi evakuasi bencana dengan BPBD Kota Padang, menurutnya langkah ini sebagai bentuk mempersiapkan diri ketika bencana terjadi.
"Dengan simulasi ini kita berharap anak-anak dapat memperoleh ilmu terkait kesiapsiagaan bencana," harapnya. (**)